https://bangiz.blogspot.co.id/2013/11/Bawah-Laut.html.
Berdasarkan kondisi cahaya matahari yang terdapat di
dalam laut maka secara fertikal, laut dapat di bagi menjadi 3 zone :
1.
Zona Eufotik, terdapat mulai
dari permukaan laut sampai pada kedalaman dimana cahaya masih memungkinkan
berlangsungnya proses fotosintesis atau kurang lebih pada kedalaman 0-150 m.
2.
Zona Disfotik, terdapat di
bawah zone eufotik dimana cahaya matahari sudah terlampau redup untuk
memungkinkan terjadinya proses fotosintesis atau kuarang lebih pada kedalaman
150-1000 m.
3.
Zona Afotik adalah zone bawah
yang merupakan zona gelap gulita sepanjang masa. Kedalamannya lebih dari 1000
m.
Tumbuhan hanya terdapat pada zone eufotik, sedangkan
hewan dapat di temukan pada semua zona.
Ada beberapa istilah yang biasa di gunakan untuk menyebutkan
kedalaman tempat hidup biota laut, yaitu :
No
|
Nama
|
Kedalaman
(dalam meter)
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Epipelagis
Mesopelagis
Batipelagis
Abisopelagis
Hadal
|
0-50
50-100
100-4000
4000-6000
>6000
|
Tab. 2. Kedalaman hidup biota laut.
Zona di bawah zona eufotik umumnya di sebut laut dalam.
Ciri-ciri laut dalam :
1.
Cahaya matahari sangat redup.
2.
Suhu yang sangat dingin
3.
Sirkulasi air lemah.
4.
Suplai bahan makanan sedikit.
Laut dalam tidak ada tumbuhan, oleh karena itu makanan ikan di laut
dalam berasal dari :
1.
Hujan plankton atau partikel
organik lainnya yang jatuh ke bawah, ini merupakan masukan energi yang sangat
penting bagi kehidupan hewan laut dalam. Sebagian besar partikel organik ini
merupakan gumpalan tinja dari zooplankton yang hidup di lapisan atas. Pada suhu
rendah gumpalan tinja sukar pecah hingga memungkinkan sampai ke dasar laut.
2.
Jatuhan bangkai-bangkai hewan
besar atau pun potongan-potongan tumbuhan yang dengan cepat tenggelam ke dasar
laut sebelum habis terurai oleh bakteri atau hewan pemakan bangkai, misalnya
jatuhan hewan besar yang sudah mati (ikan tunai) merupakan bahan makanan hewan
laut dalam, tapi diduga sumbangannya hanya kecil. Didasar laut dalam juga
terdapat potongan dari tumbuhan darat/ tumbuhan pantaidan merupakan sumber
bahan organik untuk kehidupan laut dalam.
3.
Bakteri merupakan bahan bahan
organik yang potensial sebagai bahan makanan bagai berbagai biota. Bakteri terdapat di
sedimen dasar laut dari pada di dalam air di atasnya. Bakteri merupakan makanan
penting hewan-hewan yang hidup di dasar laut misalnya protozoa, cacing, spons,
moluska, teripang. Populasi bakteri rata-rata 2 mg karbon per m2.
4.
Bahan organik terlarut, bahan
ini terutama dimanfaatkan oleh hewan yang tidak memiliki saluran pencernaan
misalnya pogonophora yang banyak di dasar laut Sulawesi pada kedalaman 5000 m.
Hewan yang hidup di laut dalam tentunya sudah beradaptasi dengan
kondisi :
·
Lingkungan yang gelap.
·
Tekanan yang besar.
·
Sirkulasi air yang lemah.
Sehingga kita jumpai ikan yang mengeluarkan cahaya dan ikan tak
bermata. Di zona batipelago dapat di jumpai berbagai jenis hewan, seperti
cumi-cumi, udang, ikan. Banyak diantara ikan yang hidup di zona ini mempunyai
bentuk yang menyeramkan, dengan mulut yang besar sebagian mempunyai organ yang
menyala. Udang laut dalam banyak berwarna merah cerah. Hewan-hewan batipelagis
banyak yang melakukan migrasi vertikal pada malam hari dan turun pada siang
hari. Penelitian menegnai biota yang hidup di dasar laut dalam pertama kali
dilakukan secara intensif di palung-palung Indonesia dan sekitarnya oleh
ekspedisi galathen (1950-1952).
Selain itu juga ekspedisi snelius II pada
1984-1985 di laut banda. Ekspedisi galaten di lakukan di laut Sulawesi (5000
m), laut Banda (7200 m), palung Sunda (7000 m), dan palung Mindanau (10.000 m).
Secara konsepsional sumberdaya alam laut dapat di bagi menjadi :
1.
Sumberdaya hayati.
Sumberdaya alam hayati perikanan yang telah dimanfaatkan
meliputi ikan (pisces), udang (crustacea), binatang berkulit
lunak (molusca), mamalia (ikan paus), dan rumput laut.
Perikanan multispcies merupakan salah stu ciri
perikanan laut daerah tropis. Pada umumnya sumberdaya alam hayati di derah
tropis mempunyai jenis (spcies) lebih beragam dibanding sumberdaya alam
hayati di daerah dingin.
Potensi sumberdaya alam hayati laut nusantara mencapai
4,5 juta ton per tahun. Meliputi ikan demersal 1,9 juta ton, pelagis kecil 2,2
juta ton dan udang 0,1 juta ton. Sedangkan untuk peraiaran ZEE mempunyai
potensi 0,1 juta ton per tahun, terdiri dari ikan pelagis kecil 1,3 juta ton,
ikan demersial 0,6 juta ton, tuna dan cakalang 0,2 juta ton.
2.
Sumberdaya non-hayati (mineral,
energi).
Sumberdaya non-hayati meliputi mineral (timah, mineral
radioaktif, kromit, fosforit, lumpur logam, pasir besi , modul mangan), dan
energi (hidrokarbon yang banyak terdapat di cekungan-cekungan seperti cekungan
busur luar, busur dalam, intrakaratonik di kalimantan, tepi benua).
Lauatan banyak terkandung berbagai sumber alam yang
belum mampu digali dan dikelola. Namun demikian jumlah sumberdaya alam tersebut
memiliki jumlah yang terbatas, oleh karena itu harus digunakan efisien dan
evektif.
Sumber-sumber alam lautan juga dapat dibedakan sebagai
berikut :
1.
Sumber-sumber fisika dan kimia.
Dalam air laut terdapat bahan-bahan fisika, seperti
timah dan mangan, juga terdapat bahan-bahan kimia terlarut seperti sodium,
klorida, magnesium,brom, selain itu juga terdapat hydrokarbon dan sumber
listrik.
2.
Sumber-sumber biologi ,
perikanan dan budaya.
·
Continental Shelf 8% lautan dan potensial ikan, up welling 1%
lautan potensial ikan dan memberi hasil 25% jumlah tangkapan per tahun.
·
Rumput laut (lamun) terdapat di
perairan dangkal yang berpasir.
·
Jenis moluska banyak di temui
di berbagai jenis laut, demikian juga cumi-cumi, jenis udang, ada dua fase
dalam dalam kehidupan udang, yautu di tengah0tengah laut dan fase di perairan
muara.
Secara garis besar kehidupan di laut dapat di bedakan atas :
1.
Sistem pelagik,
merupakan hewan dan tumbuhan yang hidupnya melayang-layang dan berenag di laut
terbuka. Kelompok ini terdiri dari, plankton (fitoplankton, zooplankton), dan
nekton (hewan yang berukuran lebih besar dari plankton dan dapat berenang
sendiri).
2.
Sistem bentik, terdiri
dari organisme-organisme yang hidup di atas dasar laut.Termasuk di dalamnya
hewan-hewan dan tumbuhan yang hidup pada daerah-daerah yang masih dipengaruhi
oleh pasang (daerah litoral), daerah kontinental self (sub litoral)
dan yang tinggal di laut yang sangat dalam (daerah batial dan abisal).
#Repost Catatan Kuliah Oseanografi