"Aku tidak pernah sekalipun menyesali diamku. Tetapi aku berkali-kali menyesali bicara ku" -Umar Bin Kahttab-
Kamis, 21 Juni 2018
Pengaruh Manusia pada Atmosfer Bumi
Seperti anak kecil yang bermain lumpur, manusia telah mengotori atmosfer bumi dan lingkungandengan berbagai cara. Revolusi industri telah mencetuskan kemajuan dan perkembangan yang besar dibidang teknologi.Tetapi hal tersebut menjadi penyebab utama polusi udara dan pelepasan zat pencemar ke udara. Pengaruh manusia terhadap atmoser bumi dan iklim menjadi isu utama ekologi politik saat ini, dan menghadirkan permasalahan yang dapat mengancam planet ini bertahun-tahun. Bahkan jika manusia berhanti melakukan pencemaran atmosfer saat ini dengan mengurangi pelepasan karbon diaoksida, hal ini masih membutuhkan lebih dari satu abad sebelum udara itu bersih.Pengaruh polusi atmosfer pada bumi akan bertahan dalam waktu yang panjang. Polusi akan bertahan lama bahkan hingga mansia tidak berada di bumi lagi.
Gas Rumahkaca
Gas rumahkaca, seperti karbon diokasida dan metana, berkontribusi pada efek rumahkaca, yang menyebabkan atmosfer menyerap panas, mambuat suhu naik di laut dan di planet ini. Berdasarkan U.S. National Oceanic dan Atmospheric Administration, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer telah meningkat 38 persen sejak 1750, sedangkan konsentrasi metana telah melebihi 148 persen semnjak periode yang sama.Para ilmuwan mengaitkan peningkatan ini pada meluasnya pembakaran bahan bakar fosil.
Lubang ozon
Lapisan ozon, lapisan pelindung atmosfer, membantu menangkal radiasi sinar ultraviolet. Mei 198, para ilmuwan dari British Antarctic Survey menemukan bahwa sesuatu telah menghancurkan molekul ozon diatas Antartika. Studi pada penelusuran permasalahan kehancuran pada klorofluourkarbon dan bahan kimia perusak ozon lainnya pada 1987, negara-negara diseluruh dunia menandatangani Montreal Protocol (Protokol Montreal) untuk menghentikan penggunaan CFC. CFC termasuk jenis bahan kimia yang terdapat pada aerosol spray (biasanya pada minyak wangi semprot), pendingin yang digunakan pada pendingin udara (AC) dan pada blowing agen(sejenis bahan dalam pembuatan busa) untuk busa dan bahan pembungkus lainnya.
Polusi Udara
Manusia juga mempengaruhi keadaan atmosfer sekitar dengan polusi udara. Senyawa yang dilepaskan dari pembakaran bahan bakar fosil sering menghasilkan molekul ozon pada permukaan bumi. Ini menimbulkan ancaman untuk manusia dengan gangguan pernafasan, dan dapat merusak paru-paru dengan paparan yang lama. EPA secara reguler mengumumkan peringatan kualitas udara untuk daerah yang terkena dampak, dan menyarankan orang dengan kesulitan bernafas atau memperhatikan lingkungan untuk tinggal di dalam rumah pada hari dimana konsentrasi ozon tinggi.
Pengaruh Jangka Panjang
Bahkan setelah pelarangan penggunaan bahan kimia atau pembersihan udara, ini akan membutuhkan waktu lama untuk atmosfer kembali sehat. Meskipun CFC telah dilarang di Amerika pada 1985, molekulnya tetap tinggal dalam waktu yang lama di atmosfer. British Antarctic Survey (Lembaga Survei Antartika Inggris) memperkirakan bahwa lubang pada lapisan ozon akan kembali lebih dari 50 tahun untuk menghilang, asalkan tidak ada ancaman baru terhadap ozon. Dengan cara yang sama, ekosistem bumi menyerap kembali karbon dioksida dari atmosfer sangat lambat, yang artinya bahwa untuk menstabilkan standar output CO2 mungkin tidak dapat mencegah perubahan besar atmoser. Stdi oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (Studi yang dilakukan oleh beberapa negara untuk perubahan iklim) menyarakan bahkan jika manusia dapat menurunkan tingkat karbon 50 persen, bumi baru akan melihat peningkatan bersih karbon dioksida selama abad berikutnya karena perubahan sudah dimulai.
Sumber: https://sciencing.com/human-impact-earths-atmosphere-3677.html
Langganan:
Postingan (Atom)